Mengenal Kitab Cempaka Dilaga Karya Syaikh Tubagus Bakri Sempur Plered Purwakarta
Oleh : Hamdan Suhaemi
Riwayat Singkat
Diantara ulama sepuh daerah Pasundan Jawa Barat selain Mama Gentur adalah Mama Sempur Plered. Kebetulan keduanya itu guru dari almarhum kakek saya. Mama Sempur ini ulama besar yang kharismatik dan sangat masyhur pada dekade 1930-1975 M.
Mama Sempur bernama asli Tubagus Ahmad Bakri yang lahir pada tahun 1255 H atau tahun 1839 M di Citeko Plered Purwakarta, putera dari Syaikh Tubagus Sayida bin Syaikh Tubagus Arsyad, seorang Qodli Agung Kesultanan Banten. Ayahnya ini hijrah dari Banten ke Plered dan tidak meneruskan jejak orang tuanya bertugas menjadi Qodli kesultanan.
Kakeknya Mama Sempur ini adalah keturunan langsung dari Sultan Banten, ini berdasarkan salah satu karya Mama Sempur yang berjudul Tanbihul Muftarin (hlm : 22), silsilah dari ayahnya sampai kepada Rasulullah S.a.w melalui jalur Kesultanan Banten dari Dinasti Azmatkhan. Silsilah lengkapnya adalah sebagai berikut:
Syaikh Tubagus Ahmad Bakri as-Sampuri bin Syaih Tubagus Sayida bin Syaikh Tubagus Hasan Arsyad al-Bantani bin
Maulana Muhammad Mukhtar al-Bantani bin
Sultan Abu al-Fath Abdul Fattah (Sultan Ageng Tirtayasa) bin Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad bin Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdulqadir bin Sultan Maulana Muhammad Nashruddin bin Sultan Maulana Yusuf bin
Sultan Maulana Hasanuddin bin Sultan Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Cempaka Dilaga
Salah satu dari karya pemikiran Mama Sempur terdapat karya yang beliau juduli ” Cempaka Dilaga “. Terdengar unik dan sangat Nusantara. Dalam kitab Cempaka Dilaga tersebut ditulis menggunakan huruf Arab, tapi isi tulisannya adalah Bahasa Sunda tentang usaha atau wirausaha. Tema yang jarang diulas oleh seorang ulama besar, karena rerata yang ditulis pasti tentang ajaran dan ilmu agama.
Kitab Cempaka Dilaga rampung ditulis oleh Mama Sempur pada Senin tanggal 8 Dzulhijjah 1378 Hijriyah atau 15 Juni 1959 Masehi. Kemudian dicetak di akhir bulan Robiul Tsani ( Silih Mulud ) tahun 1382 H.
Dalam kitab Cempaka Dilaga terdapat 5 fashal, dari fashal 1 hingga fashal 5, Mama Sempur mengulas Hadis Rosulillah S.a.w yang erat dengan soal Kasab atau usaha. Kitab ini ditulis hingga 23 halaman.
Fashal 1
Dalam fasal 1 ini, Mama Sempur menuliskan hadis Rosulillah S.a.w dan menjelaskannya dengan Bahasa Sunda.
احرثوا فإن الحرث مبارك و أكثروا فيه من الجماجم
” Kudu peupeulakan maraneh kabeh umat, mangka setemen-temenna usaha peupeulakan eta di berkahkeun jeung kudu ngelobakeun maraneh kabeh dina peupeulakan teh tina pirang-pirang bibinihan ulah ngan sahiji warna”.
Fashal 2
Fasal ini, Mama Sempur menulis beberapa hadis yang intinya melarang usaha haram, baik barang jualannya maupun proses jual belinya atau cara mendapatkan barang usahanya.
قال النبي صلى الله عليه وسلم نهى عن ثمن الكلب وثمن الدم و كسب البغي
” Kanjeng Nabi parantos nyegah tina harga anjing jeung tina harga arak jeung tina ladang maros jeung tina ladang lacur jeung tina ladang maceukeun “.
Fashal 3
Mama Sempur dalam fashal 3 ini menekankan pada seorang muslim agar bersikap baik pada tetangga, welas pada sesama manusia, welas pada hewan dan makhluk lainnya.
عن جرير بن عبد الله عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال من لا يرحم الخلق من مؤمن و كافر و بهاءم مملوكة و غيرها كان يتعهدهم بالاطعام و السقي و التخفيف في الحمل و ترك التعدي بالضرب في الدنيا لا يرحم في الآخرة
” ti Jarir bin Abdillah ti Kanjeng Nabi, Kanjeng Nabi ngandika saha saha jalma eunteu welas ka makhluk ti mukmin jeung kafir ti ingon-ingon Jeung lianna dimilik kaya ngarumati ka eta makhluk kalawan maparinan Hampang Dina babawaan muatan Jeung tinggal banget ngagebuk di Dunya mangka moal dipikaweulas Allah SWT di akheratna “.
Fashal 4
Pada fashal ini, Mama Sempur menghimbau kepada umat Islam untuk taat pada pemerintah, meski sekalipun dalam keadaan pemerintah yang zalim. Tapi tidak boleh taat kepada pemerintah yang menyuruh maksiat, meski demikian tidak boleh melawannya.
عن حذيفة قال رسول الله تسمع و تطيع الأمير و إن ضرب ظهرك و أخذ مالك فاسمع و اطع ( رواه مسلم ).
Fashal 5
Di fashal ini, Mama Sempur hanya mengambil kaidah yang merupakan prinsip menjaga kesatuan, kedamaian dan ketentraman. dan fashal ini adalah fasal terakhir dalam karyanya ini.
أن درء المفاسد اولى من جلب المصالح فإذا تعارضت مصلحة و مفسدة قدم دفعها.
” Seeunyana nulak pirang pirang mafsadat eta lewih utama tibatan narik pirang pirang mashlahat, mangka upami pahiyal mashlahat Jeung mafsadat mangka diwajibkeun ngeuhelaken nulak mafsadat”.
Wafat
Dedikasi Mama Sempur dalam mengisi peradaban Islam di Nusantara ini sungguh banyak dan sangat bermanfaat, terlebih bagi murid-muridnya yang tersebar ke seantero Indonesia.
Mama Sempur atau Syaikh Tubagus Ahmad Bakri bin Syaikh Tubagus Sayida, sang Mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah ini menghembuskan nafas terakhirnya pada Malam Senin, 27 Zulkaidah 1395 H bertepatan dengan 1 Desember 1975 M.
Penulis,
Wakil Ketua PW GP Ansor Banten
Ketua PW Rijalul Ansor Banten